Friday, August 04, 2006

ngantri ATM



Bener sekarang masih tanggal muda. Duit masih banyak menumpuk di brankas2 bank. Tp di dompetku, duitnya sudah menyusut seperti kebanyakan air sungai di seluruh Indonesia di musim kemarau ini. Maka segala cara aku tempuh utk bs kembali menggelembungkan dompetku, sehingga menjadi tebel kembali.

Sebenernya gak ada cara yg spektakuler dariku utk kembali menggelembungkan dompet di kantongku. Cara2 yg sederhana saja, yg mungkin biasa juga dilakukan orang lain utk bs menguras habis uang di dalam tabungan.

Yup!

Sisa uang di tabungan nanggung sekali. Rencananya uang tabungan mau aku ambil sampai habis bis bis, tp ketentuan dari Bank tidak memungkinkan hal itu utk kulakukan. Aturan dari Bank mewajibkan nasabahnya utk menyisakan saldo minimal 50.000, sedangkan duitku di tabungan tidak memungkinkan bagiku utk mengambil semuanya, karena terhalang oleh aturan saldo minimal 50.000 tadi.

Akhirnya dgn akal2an yg biasa dilakukan oleh temen2ku utk bs membobol habis uang di Bank, aku minta temenku utk transfer uang ke tabunganku, sehingga nantinya aku bisa mengambil uangku di tabungan secara maksimal.

Mulai deh aku dan temenku jalan ke mesin ATM utk proses transfer.

Ternyata di awal bulan seperti sekarang ini mesin ATM menjadi semacam penjual minuman kolak di bulan puasa, alias banyak yg ngantri. Sebagai warga negara yg baik dan tau tata krama [ugh...] aku dan temenku pun ikutan ngantri dgn tertib di urut2an agak belakang.

Satu per satu orang yg antri mulai masuk mesin ATM dan keluar lagi. Kurang 1 orang lagi.
Tiba2 ada orang yg langsung aja nyelonong ngantri di depan pintu ATM, seorang ibu muda yg mungkin saja orang kaya baru atau orang yg baru tau mesin ATM dan belum tau aturan tata krama mengantri. Di depanku dan temenku.

Hari panas. Kaki juga capek karena harus jalan jauh ke tempat mesin ATM. Duit di kantong mulai menipis. Sekarang ada orang yg mau nyerobot antrian.
Bener2 suatu formula yg tepat utk meletupkan rasa amarahku.

Begitu pintu bilik mesin ATM kebuka dan orang yg di dalam keluar, bener aja, ibu muda itu langsung aja mau masuk ke bilik mesin ATM. Tentu saja aku tidak tinggal diam. Langsung aja aku tarik handle atau pegangan pintu bilik mesin ATM itu sehingga pintu menutup kembali, dan aku tatap si ibu muda yg kaget setengah mati dgn tindakanku.
Aku yakin sekali, mataku berwarna merah kekuning2an ketika itu. Mungkin juga di kepalaku ada tanduk kecil yg mulai tumbuh.

'bu ngantri dulu ya di belakang saya'
kataku dgn nada sesopan yg aku bs sambil menahan kejengkelan.

'tapi saya sebentar aja kok mas, mau ngambil duit dan transfer doang kok'
kata si ibu muda itu.

'ibu mau sebentar atau lama terserah, tp urutannya saya duluan. Setelah saya, baru giliran ibu. Nah ibu mau berlama2 di sini jg gak papa...'
suwer aku mulai marah.
Kalo di film2 kartun, mungkin di kepalaku udah ada kobaran2 api yg membumbung tinggi.

Melihat ada sedikit 'kericuhan' di depan mesin ATM, pak satpam segera datang menghampiri.

'ada yg bisa saya bantu?'
tanya pak satpam pada ibu muda.
Dua orang lelaki yg tidak berpenampilan keren selalu kurang dihargai at the first time oleh pak satpam.

'ini pak saya mau ngambil uang dan transfer'
kata ibu muda itu.

Sebenarnya aku pengen sekali membikin malu ibu muda itu, tapi aku tarik nafasku panjang2, berusaha utk sabar dan kasi penjelasan seperlunya ke pak satpam secara arif dan bijaksana.

Untungnya pak satpam juga bijaksana seperti aku [ugh...], dan mempersilakan aku dan temenku menggunakan mesin ATM terlebih dahulu.

Kembali aku menarik nafas panjang dan mulai memasuki bilik mesin ATM. Sedikit kulirik ibu muda itu. Tentunya dgn lirikan sinis dan sedikit senyum kemenangan. Temenku juga ikutan senyum2 lebar.

Langsung aja temenku masukin kartu ATM nya dan mulai pencet2 nomer PIN dia, terus masuk ke menu transfer.

'no rekeningnya berapa?'
tanya temenku

'1700'
kataku

'terus?'
tanya temenku lagi

'udah segitu aja'
kataku lagi

'masa nomer rekeningnya cm segini?'
tanya temenku


Deg


'nomer rekening ya?'
tanyaku mulai menyadari ada sesuatu yg salah.

'iya'

'bukan nomer PIN ya?'

tanyaku lagi

'ya kalo mau transfer ke nomer rekening dong...'
kata temenku lagi

'ooo kirain nomer PIN'

'jadi ?'

'aku gak hafal nomer rekeningku'

'yaelah... parah juga lo ye... '



Aku cuman bisa diem saja dan berharap ibu muda yg di luar gak ikut ngedengerin kejadian di dalam bilik mesin ATM.

Malu bo...

3 Komentar:

Pada 18 August, 2006, Anonymous Anonymous berkata...

"Pip harus lebih tahan emosinya deh....."

 
Pada 21 February, 2007, Anonymous Anonymous berkata...

"You have an outstanding good and well structured site. I enjoyed browsing through it Financial accounting student Ultram b tramadol b Plastic surgeons nottingham high cholesterol and birth control pill cholesterol level 2006 college baseball Pc tv cable descrambler lamborghini pic Minnesota dental insurance plans adult scrabble online Honda presser washer wireless driveway alarm hewlet packard 7580b plotter manual milfs Peugeot 206 door handle"

 
Pada 02 March, 2007, Anonymous Anonymous berkata...

"Excellent, love it! board certified florida plastic surgeon young+interior+designer cell phone ring tones"

 

Post a Comment

<< Home