Jadi ingat ama omongan pak dai sejuta umat. Anjing adalah hewan yg akan selalu ikut apa kata yg memberi makan kepada dia. Kl majikannya memberi daging, pasti anjing akan menuruti apa kata majikannya. Biarpun seorang maling, kl ngasih daging jg, anjing jg bakalan ikut apa2 kata dari maling tsb. Tentu saja kita masih bs memakluminya karena anjing adalah anjing. Anjing bukan manusia. Anjing adalah hewan.

Tp aku menjadi agak menyerngitkan dahiku ketika mengetahui bahwa tabiat anjing itu jg aku jumpai pada manusia. Atau lebih tepatnya temanku sendiri. Sebenarnya aku jg gak begitu tega utk mengatakan bahwa dia seperti anjing, tp apa2 yg aku amati ttg dia, apa2 yg aku perhatikan ttg dia, kok sepertinya susah sekali bagi aku utk tidak mengatakan bahwa dia seperti anjing.

Bagiku hal ini tidaklah perlu aku ungkapkan kepada temen2ku yg lain, cukuplah bagi aku utk tau aja, shg aku bs bersikap jika harus berhadapan dgn dia. Apakah aku harus memperlalukan dia spt aku memperlakukan anjing? Kyknya terlalu kejam ya?

Cukuplah bagi aku utk tau ttg dia. Apa yg dia omongkan, apa yg dia koar2kan, cm membikin aku jd senyum2 kecut aja. Dan aku menjadi semakin kasian sm dia krn dia tidak tau dan tidak menyadari kl dia bertingkah laku dan bertabiat spt anjing.

Makanya tidak heran jg kl akhirnya banyak jg temen yg lain suka mempermainkan dia.

Cukuplah bagi aku utk tau aja, utk kemudian aku jauhi. Bukankah kita bs ketularan menjadi bodoh kl kita berkumpul dgn orang2 bodoh? Karena bagaimanapun jg aku belum menjadi seorang yg pandai membawa diri, yg bs memilah dan memilih. Akupun masih sering terombang ambing walaupun sudah punya sikap.

Aku tidak mau menjadi spt temenku itu

Aku gak mau menjadi spt anjing...



=
gambar anjing di dpt di google