Tuesday, October 10, 2006

banyak yg terluka... banyak yg kecewa...

sebenarnya pada mulanya aku juga seorang mata2
walaupun aku sendiri gak menyadari kl aku dijadikan sebagai
sumber informasi bagi mereka.

aku bekerja seperti biasa saja sebagaimana
karyawan yg lain bekerja. gak ada yg mencurigakan.

ada pasti sedikit riak2 dari intrik dan politik di kantor
aku anggap itu sebagai hal biasa di dalam berinteraksi
dengan orang lain. sampai akhirnya aku menyadari adanya
2 kelompok besar yg saling bersaing.
2 kelompok besar atau mungkin lebih.

ada begitu banyak kepentingan yg simpang siur
berseliweran di antara intrik dan politik di kantor

seperti layaknya politik di alam yg sesungguhnya,
intrik dan politik di kantorpun memang meyadarkan aku,
bahwa di dalam politik tidak ada teman atau kawan yg abadi,
yg abadi adalah kepentingan.

di antara begitu banyak kepentingan2 yg ada, akhirnya memang
berujung pangkal pada 2 kelompok besar, yg berebut pengaruh.
satu kelompok sebagai kelompok yg sudah mapan
dan bertindak sbg empunya kantor.
sedangkan kelompok yg lain, bertindak sebagai kelompok oposisi,
yg selalu menentang apa2 kebijakan dari kelompok yg mapan.

kata menentang dalam kasus ini bukan mendeskripsikan
perlawanan fisik maupun perlawanan non fisik secara langsung,
karena hal itu tidak mungkin terjadi.
secara hubungan kerja antara majikan dan buruh,
menempatkan kelompok yg mapan tadi sebagai majikannya
dan kelompok oposisi sbg buruhnya.

menentang dalam hal ini, lebih tepatnya dideskripsikan
sbg bentuk gerundelan2 atau omelan2 belakang punggung
yg ternyata menemukan satu visi dan misi,
shg terciptalah secara invisible, kelompok oposisi tadi.
tidak ada anggota tetapnya. tidak jelas anggota2nya.
orang2 yg mempunyai kesamaan gerundelan atau omelan,
akan menjadi satu kelompok oposisi.
bisa jadi orang yg semula sangat keras ngomel di belakang punggung,
akan berubah seratus delapan puluh derajad,
menjadi pendukung sang majikan.
semuanya tak lain dan tak bukan karena kepentingan.

kesamaan visi dan misi,
serta perasaan senasib sepenanggunganlah yg akhirnya bener2
menjelmakan seseorang menjadi sosok
yg dijadikan simbol dari kelompok oposisi,
dan juga sebaliknya,
muncul secara otomatis sosok yg menjadi simbol kelompok majikan.

orang2 yg tidak begitu peduli dengan kepentingan ini itu,
akan lebih banyak berdiam diri mencari jalan selamat saja,
walaupun pada kenyataannya banyak juga yg ikutan ngomel2
bergabung dgn oposisi.

aku secara otomatis
dianggap sebagai simbol anak emas dari sang majikan.
walau pergaulanku dengan kelompok oposisi tidak kurang mesra.
tapi anggapan dan stempel yg sudah menempel di jidatku
tidak akan mudah utk dihapus.

ada kemudian seseorang yg begitu pelan namun pasti merebut perhatianku.
yup aku jatuh cinta.
tentu saja ini semua tidak ada skenario yg mengaturnya.
tidak oleh kelompok mapan,
tidak juga oleh kelompok oposisi.

cinta yang biasa, cinta yg terpendam. terpendam yg sangat dalam sekali.

tak dinyana, tak disangka, ternyata ada juga yg jatuh cinta padanya
secara umur dia lebih matang daripada aku,
jadinya dia menjadi sedemikian agresif melakukan segala tipu daya asmaranya.
akupun ikut seperti yg lain, senyum2 dan ketawa2.
walau senyumku kadang bercampur nanah.
walau ketawaku kadang bercampur darah.

seseorang bisa berubah menjadi sedemikian licik
utk memanfaatkan apa saja, siapa saja
utk mendapatkan apa apa yg dia ingini.

sepak terjang temanku yg bermaksud memikat hati teman yg juga aku cintai,
harus terhenti demi kepentingan yg lebih besar.
kepentingan yg lebih besar.
kemudian ada jalan yg begitu lapang bagiku utk mendapatkan dia.
kemudian senyumnya hanya menjadi untukku.
orang yg sedang jatuh cinta tak akan mampu berfikir logis
begitu juga dengan aku.

diantara intrik intrik dan gelombang perlawanan di kantor,
akhirnya aku jadi mengetahui lebih tepat akan posisiku selama ini.
aku yg dianggap sbg simbol anak emas dari empu kantor,
ternyata tidak seperti itu kenyataannya.
walau oleh pihak oposisi aku tetap dianggap seperti itu.
tapi aku sudah menyadari hal yg lebih penting
daripada sekedar menghapus stempel yg menempel di jidatku.

sang majikan alias kelompok mapan alias the owner,
akhirnya juga menyadari bahwa salah satu jaringan informasinya mulai melemah.

aku yg sebenarnya tak pernah menempatkan diri sebagai pihak manapun,
sekarang justru menjadi diserang oleh pihak manapun.

cinta yg menjadi sangat terpendam, yg malah akhirnya menjadi padam.
cinta dari temanku yg terkorbankan utk suatu kepentingan,
akhirnya menjadi tidak sepadan dengan kenyataan yg harus dia hadapi.
dia dan kelompoknya.

seseorang yg sedemikian cantik jelita dan mempesona,
yg mampu mempesonaku
mempesonanya,
ternyata juga sama seperti diriku.
akan tetapi karena keluguannya dia tidak tau
bahwa dia telah dimanfaatkan oleh the owner,
utk menggali informasi dari kelompok oposisi.

akhirnya akupun menjadi tau,
ada rencana kudeta atau sabotase yg terbongkar sebelum waktunya

cinta telah membutakan segalanya.
beruntung aku tidak menjadi buta karenanya

2 Komentar:

Pada 10 October, 2006, Blogger onanymous berkata...

"tuw..kan...ini crita nik karter versi bulan puwasa ya pip? jadi minus adegan dar der dor :p

tapi memang bener yang ada kepentingan abadi, jadi waspadalah..waspadalah...ngiung...ngiung..ngiung.."

 
Pada 10 October, 2006, Anonymous Anonymous berkata...

"maaf pak onan, saya gak kenal nik karter. bacaan berat tuh...
hahaha..."

 

Post a Comment

<< Home